Wednesday, March 24, 2021

Konsep/Pengertian Konsumsi,Konsumen dan Perilaku Konsumen (Muslim dan Non Muslim)

A.Konsumsi

1.1 Pengertian Konsumsi

        Sadono Sukirno mendefinisikan konsumsi sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang dan jasa-jasa akhir dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaan tersebut.[1]

        Di dalam kehidupannya, sejak awal manusia selalu dituntut untuk bekerja guna memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan yang bersifat rutin maupun insidentil, seperti makan, minum, pakaian, perumahan, kendaraan, bahan bakar, pendidikan, pengobatan dan lain-lain (sandang, pangan dan papan). Sebagaimana Al-Ghazali pernah mengungkapkan dalam kitabnya Ihya’ “Ulum al-Din: ‚Sesungguhnya manusia disibukkan pada tiga kebutuhan yaitu makanan (pangan), tempat (papan), dan pakaian (sandang). Makanan untuk menolak kelaparan dan melangsungkan kehidupan, kebutuhan pakaian untuk menolak panas dan dingin, serta tempat pakaian, untuk melindunginya dari kerusakan”.[2]

    Semua kebutuhan tersebut dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan dalam menyelenggarakan rumah tangga, sedangkan keanekaragamannya tergantung pada tingkat pendapatan rumah tangga seseorang.

1.2 Perilaku konsumsi dalam Islam             

Dalam melakukan kegiatan konsumsi, Islam telah mengaturnya secara baik. Prilaku konsumsi dalam islam dibedakan menjadi konsumsi yang dibutuhkan (needs) atau disebut kebutuhan hajat dan konsumsi yang dinginkan (wants) atau disebut syahwat. Konsumsi yang sesuai kebutuhan atau hajat adalah konsumsi terhadap barang dan jasa yang benar-benar dibutuhkan untuk hidup secara wajar. Sedangkan konsumsi yang disesuaikan dengan keinginan atau syahwat merupakan konsumsi yang cenderung berlebihan, mubazir dan boros.

            Kita melihat misalnya dalam hal kebutuhan akan makanan dan pakaian. Kebutuhan makanan adalah untuk menolak kelaparan dan melangsungkan kehidupan, kebutuhan pakaian untuk menolak panas dan dingin. Namun manusia harus mengetahui bahwa tujuan utama diciptakannya nafsu ingin makan adalah untuk menggerakkannya mencari makanan dalam rangka menutup kelaparan, sehingga fisik manusia tetap sehat dan mampu menjalankan fungsinya secara optimal sebagai hamba Allah yang beribadah kepada-Nya. Islam selalu mengaitkan kegiatan memenuhi kebutuhan dengan tujuan utama manusia diciptakan. Manakala manusia lupa pada tujuan penciptaannya, maka esensinya pada saat itu tidak berbeda dengan binatang ternak yang makan karena lapar saja.

1.3 Perilaku Konsumsi dalam ekonomi Konvesional

Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya semata. Utility secara bahasa berarti berguna, membantu atau menguntungkan. Pada umumnya teori perilaku konsumsi dalam ekonomi konvesional didasarkan pada pemikiran bahwa konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir kegiatan ekonomi masyarakat. 

1.4 Prinsip Konsumsi Dalam Islam

        Menurut Mannan, perintah Islam mengenai konsumsi dikendalikan oleh 5 prinsip, yaitu:

  1. Prinsip keadilan,
  2.  Prinsip kebersihan,
  3. Prinsip Kesederhanaan,
  4. Prinsip kemurahan hati,
  5. Prinsip moralitas.[3]

1.5  Hal-Hal Yang Mempengaruhi Konsumsi

  1. Selera
  2. Faktor sosial ekonomi, misalnya: umur, pendidikan, pekerjaan, dan keadaan keluarga. 
  3.  Kekayaan
  4. Keuntungan atau kerugian capital
  5.  Tingkat bunga
  6. Tingkat harga 

1.6 Tujuan Konsumsi

  1. Untuk mengharapkan ridha Allah SWT.
  2. Untuk mewujudkan kerja sama antaranggota masyarakat dari tersedianya jaminan sosial.
  3. Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab individu terhadap kemakmuran diri,keluarga dan masyarakat sebagai bagian aktifitas dan dinamisasi ekonomi.
  4. Untuk meminimalisasi pemerasan dengan menggali sumber-sumber nafkah.
  5. Supaya negara melakukan kewajibannya terhadap warga negara yang masih miskin.[4]

B.Konsumen

2.1 Pengertian Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor.

C.Perilaku Konsumen

3.1 Pengertian Perilaku Konsumen

            perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.[5]

            Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.

a.Perilaku Konsumen Rasional

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:

  1. barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
  2. barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
  3.  mutu barang terjamin;
  4. harga sesuai dengan kemampuan konsumen.

b.Perilaku Konsumen Irasional

            Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:

  1. tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
  2. memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
  3. ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
  4. prestise atau gengsi.

3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam hal pembelian suatu barang atau jasa. Yaitu:

a. Faktor Kebudayaan

             Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan symbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat.[6] Budaya memiliki lima dimensi yang diekspresikan dalam perilaku komunitasnya. Yaitu:

1. Dimensi Materialistik

            Dimensi ini menentukan materi atau teknologi yang dibutuhkan seseorang untuk mengupayakan kehidupan.

2. Dimensi institusi sosial

            Adanya keguyuban dalam keluarga, adanya kelas sosial dan bagaimana orang menjadi konsumen yang baik, semua itu merupakan dimensi institusi sosial dan budayanya.

3. Dimensi hubungan antara manusia dengan alam semesta

            Termasuk dalam dimensi ini adalah sistem keyakinan, agama, dan nilai-nilai. Misalnya nilai-nilai pernikahan di negara barat beda dengan negara timur.

4. Dimensi estetik

            Termasuk dalam dimensi ini adalah kesenian tulis dan bentuk (ukir, pahat), kesenian rakyat, musik, drama dan tari.

5. Bahasa

            Termasuk di dalamnya adalah bahasa verbal dan non verbal, yang merupakan  sarana yang efektif dalam komunikasi pemasaran.[7]

b. Faktor Sosial

1.   Kelompok acuan

            Seseorang yang terdiri dari semua kelompok, yang memiliki pengaruh  langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku  seseorang.[8]

2. Keluarga

Keluarga dalam budaya yang cenderung kolektif sangat menentukan perilaku, pilihan produk dan aktifitas pembelian. Dari keluarganya konsumen belajar dan bersosialisasi untuk menjadi konsumen kelak di kemudian hari[9]

3. Peran dan status

            Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan  status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.[10]

c. Faktor Pribadi

1. Usia dan tahap siklus hidup

            Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan        mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia.     Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga.[11]

2. 


Pekerjaan

            Setiap orang memiliki cita-cita tertentu tentang pekerjaannya. Namun, banyak        yang tidak dapat merealisasikan cita-cita itu. Orang bisa bekerja sesuai dengan           cita-citanya atau tidak, namun yang jelas ia memerlukan barang-barang yang        sesuai pekerjaannya.

7.                  Gaya hidup

            Secara sederhana, seperti yang dikatakan Rhenald Kasali (2001), gaya hidup          adalah bagaimana orang menghabiskan waktu dan uangnya. Artinya, pemasar            bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu beraktivitas yaitu menjalankan tuntutan pekerjaannya, memenuhi hasratnya untuk          melakukan berbagai hobinya, berbelanja, maupun melakukan olahraga   kegemarannya.[12]

8.                  Kepribadian dan konsep diri

            Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, perbedaan karateristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik tersebut akan   mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten.   Kepribadian biasanya dijelaskan dengan ciri-ciri bawaan seperti kepercayaan          diri, dominasi, otonomi, perbedaan, kondisi sosial, dan juga kemampuan         beradaptasi.[13]

d. Faktor Psikologis

9.                  Motivasi

            Motivasi adalah dorongan kebutuhan yang menyebabkan seseorang            melakukan tindakan. Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak     cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat      tertentu.

 

3.2 perilaku konsumen Muslim

            Perilaku konsumen muslim adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh seorang muslim dimana dalam memenuhi kebutuhannya tidak sekadar memenuhi kebutuhan individual (materi), tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial (spiritual). Konsumen muslim ketika mendapatkan penghasilan rutinnya, baik mingguan, bulanan, atau tahunan, ia tidak berpikir pendapatan yang sudah di raihnya itu harus di habiskan untuk dirinya sendiri, tetapi karena kesadarannya bahwa ia hidup untuk mencari ridha Allah, sebagian pendapatannya dibelanjakan di jalan Allah (Fi Sabilillah).[14]

            Dengan demikian seorang muslim dalam perilaku konsumsinya akan dipengaruhi faktor akidah, ibadah, akhlak dan keseimbangan. Makna ibadah tidak hanya dipahami sebagai pelaksanaan kewajiban ibadah ritual saja. Namun melakukan amal kebaikan juga ibadah, memberi manfaat kepada yang lain adalah ibadah.[15] Faktor keseimbangan dalam berkonsumsi juga penting karena dalam Islam konsumen muslim dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dan dapat mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan juga ukhrawinya.[16]

 

 

3.3 perilaku konsumen Non muslim

Perilaku Konsumen  Non Muslim adalah suatu konsep tindakan yang mempelajari bagaimana individu, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan produk (barang atau jasa) yang dapat memberikan kepuasan, kebutuhan dan keinginan.



[1] Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), 337.

[2] al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din,Juz II, (Kairo: Dar al-Ulum al-Arabiyah, tt.), 62.

[3] Mannan, MA. op.cit., h. 45

[4] Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip ekonomi islam, (Jakarta: Erlangga), 88.

[5] http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/16335/16327

[6] James F, Engel, et. al, Perilaku Konsumen Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara, 1994, hlm.69

[7] ibid, hlm. 185

[8] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Op. Cit, hlm.187

[9] Op. Cit, hlm. 147

 

[10] Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 9

 

[11] Ibid, hlm.10

[12]Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 5

[13] Philip Kotler, Op. Cit, hlm. 236

[14]http://zainuddion.blogspot.com/2009/09/kebijakan-konsumen.html diunduh 10 oktober 2012 pukul 19.09

[15] http://jurnalekis.blogspot.com di unduh 10 Maret 2013 pukul. 18.58

[16] Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 7

Thursday, December 10, 2020

Tanaman Herbal Atasi Batu Ginjal


Batu ginjal merupakan salah satu jenis penyakit yang terbentuk akibat pengerasan dan penumpukan mineral serta asam garam yang terjadi di dalam organ ginjal. Pengerasan mineral dan garam ini jika dibiarkan akan mengendap dan menjadi kristal yang mirip seperti batu. Ukuran batu ginjal ini cukuplah bervariasi, mulai dari yang berukuran kecil, sedang hingga paling besar. pada dasarnya batu ginjal yang berukuran kecil bisa dikeluarkan melalui urine dan tidak akan menimbulkan rasa nyeri ataupun sakit. Sementara batu ginjal yang berukuran besar bila dikeluarkan melalu urine maka akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri yang sangat parah. Hal ini dikarenakan batu ginjal yang berukuran besar tersebut akan tersumbat di dalam saluran urine pada saat akan dikeluarkan.
Gejala Penyakit Batu Ginjal
·         Perut kembung dan badan menjadi lemas
·         Tubuh akan demam tinggi dan menggigil akibat infeksi
·         Urine berbau tidak sedap
·         Buang air kecil menjadi lebih sering dan akan menimbulkan rasa nyeri serta sakit
·         Mual dan ingin muntah
·         Pada saat buang air kecil  maka urine yang keluar hanyalah sedikit
·         Urine mengalami perubahan warna menjadi merah mudah, merah atau coklat
·         Punggung dan area bawah akan terasa nyeri yang hilang timbul dengan sendirinya
·         Area tulang rusuk dan tulang pinggang akan terasa nyeri yang menjalar ke bagian perut
·         Area paha sebelah kanan dan kemaluan akan terasa nyeri
Faktor Penyebab Penyakit Batu Ginjal Timbul
·         Terlalu lama menahan buang air kecil sehingga menyebabkan urine menjadi lebih pekat
·         Didalam urine terdapat zat kimia
·         Mengkonsumsi kalsium secara berlebihan sehingga menyebabkannya tidak semua larut
·         Mengkonsumsi air putih sedikit sehingga produksi urine yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit
·         Pekatnya kadar gula darah didalam urine sehingga menyebabkan endapan batu atau kristal di dalam saluran kemih
Mengobati Penyakit Batu Ginjal Dengan Tanaman Herbal
Jika Anda terserang penyakit batu ginjal maka Anda harus segera mengobatinya agar keadaan tidak menjadi semakain serius atau parah. Salah satu pengobatan batu ginjal yang sangat aman dan tidak akan berbahaya untuk kesehatan tubuh adalah dengan tanaman herbal. Berikut ini ada beberapa jenis tanaman herbal yang baik digunakan untuk mengobati batu ginja, yaitu :

·         Daun tempuyung
Cara mengolah daun tempuyung menjadi ramuan herbal untuk mengobati penyakit batu ginjal adalah dengan merebus daun tempuyung yang sudah di cuci hingga bersihdi. Selanjutnya Anda bisa langsung mengkonsumsi ramuan dari daun tempunyung secara rutin agar penyakit batu ginjal bisa segera diatasi.
·         Daun sendok
Cara mengolah daun sendok menjadi ramuan herbal cukuplah mudah, yaitu dengan merebus daun sendok yang telah cuci hingga bersih. Setelahnya Anda bisa langsung mengkonsumsi ramuan dari daun sendok secara rutin agar batu ginjal yang ada di dalam tubuh bisa segera dihancurkan dan dikeluarkan melalui urine.
·         Daun kumis kucing
Cara mengolah tanaman daun kumis kucing cukuplah mudah yakni dengan merebus daun kumis kucing yang sudah dibersihkan. Selanjutnya ramuang herbal tersebut bisa langsung dikonsumsi secara rutin dan teratur agar penyakit batu ginjal bisa langsung diatasi dengan cepat.
·         Daun pegagan
Cara mengolah daun pegagan sebagai tanaman herbal ialah dengan merebus daun pegagan yang telah dibersihkan. Setelahnya ramuan herbal yang terbuat dari daun pegagan tersebut bisa dikonsumsi secara rutin dan teratur agar penyakit batu ginjal bisa segera dihancurkan lalu dikeluarkan melalui urine.

Tuesday, December 1, 2020

Daftar Cream Yang Bagus Untuk Wajah

Daftar cream yang bagus untuk wajah memang harus diketahui oleh semua orang jika hendak memiliki wajah cerah dan putih. Memilih cream untuk wajah tidaklah mudah, karena saat ini sudah banyak cream wajah yang beredar dipasaran berkualitas rendah atau abal-abal. Sehingga jika Anda menggunakan cream tersebut bukannya wajah putih dan bersinar yang akan Anda peroleh, malahan akan membuat wajah semakin kusam dan berjerawat.

Oleh sebab itu, jika Anda ingin terhindar dari kesalahan pemilihan produk cream wajah. Maka Anda harus cerdas dalam memilih cream wajah agar tidak membuat wajah menjadi rusak akibat salah memilih produk. Untuk itu berikut ini akan dipaparkan beberapa cream yang bagus untuk wajah, yakni :
Wardah Ligtening Day Cream
Produk wardah memang menjadi salah satu brand halal yang sudah sangat terkenal di Indonesia sehingga aman digunakan oleh semua wanita muslimah. Salah satu produk dari wardan ini memang sangat bagus digunakan karena dapat mencerahkan dan memutihkan kulit wajah secara alami.
Pond’s Flawless White
Cream wajah dari pond’s ini memang sudah terkenal sejak dulu dan bagus digunakan untuk kulit wajah. Cream wajah ini memiliki kandungan genactiv formula yang bermanfaat berguna untuk menjadikan kulit wajah menjadi lebih cerah, menyamarkan noda hitam serta menghambat pembentukan melamin di dalam kulit wajah. Untuk mendapatkan hasil maksimal sebaiknya anda menggunakan produk ini secara teratur selama 7 hari.
Garnier Light Complete
Cream wajah dari garnier ini memang sudah dilengkapi dengan SPF 17 sehingga mampu melindungi kulit wajah dari sinar UV atau teriknya cahaya matahari. Selain itu, produk ini juga mampu membantu mencerahkan dan memutihkan kulit wajah. Produk garnier light complete ini juga telah terdaftar di BPOM sehingga bagus digunakan untuk kulit wajah.
Fair N Pink
Fair N Pink merupakan salah satu produk perawatan yang sangat lengkap untuk tubuh maupun kulit wajah. Produk ini terbukti halal untuk digunakan oleh para wanita muslimam.  Fair N Pink juga berguna untuk memutihkan dan mencerahkan wajah secara berlahan-lahan. Tidak hanya itu saja, produk ini juga mempunyai izin edar dari Badan POM RI sehingga sangat bagus anda gunakan untuk menjaga kulit wajah tetap sehat dan tidak berjerawat.
Dermatur Whitening Cream
Dermatur Whitening Cream merupakan sebuah cream wajah yang diracik oleh dokter spesialis yang sudah terbukti aman dan bagus digunakan untuk wajah. Produk ini  berguna untuk membuat kulit wajah menjadi lebih sehat, cerah, menghilangkan flek hitam serta mampu mengencangkan kulit. Produk dermatur whitening cream ini juga sudah terdaftar secara resmi di Badan POM RI sehingga membuat produk ini sangat bagus digunakan untuk menjaga kulit wajah tetap sehat dan bersinar.
Olay White Intensive Whitening Cream SPF 24
Olay white intensive whitening cream SPF 24 mempunyai kandungan vitamin yang berfungsi untuk memberikan nutrisi bagi kulit wajah. Produk cream wajah ini juga dapat mencerahkan dan memutihkan kulit wajah dalam jangka waktu yang relatif singkat. Selain itu, Olay white intensive whitening cream SPF 24 ini juga memiliki izin edar dari BPOM sehingga sangat bagus digunakan untuk menjaga kulit wajah tetap sehat.
Itulah beberapa ulasan mengenai cream wajah yang bagus digunakan. Jika anda tidak ingin membuat kesalahan dalam pemilihan produk cream wajah maka sebaiknya anda memperhatikan beberapa ulasan di atas yang juga bisa dijadikan sebagai referensi bacaan mengenai daftar cream yang bagus untuk wajah.

Monday, February 4, 2019

Tugas Perekonomian Indonesia (Policy Brief)


Melihat Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Periode Februari 2017-Februari 2018

Abstrak
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengangguran terbuka menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Indonesia. Dalam karya tulis ini data tingkat pengangguran yang diambil menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dari ≤SD hingga jenjang pendidikan Universitas pada periode februari 2017 sampai februari 2018 di BPS. Hasil karya tulis ini menunjukkan jika tingkat pengangguran terbuka menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada tingkat pendidikan sekolah kejuruan (SMK) sebesar 8,92 persen, sementara untuk tingkat pengangguran terendah ada di tingkat pendidikan SD kebawah sebesar 2,67 persen. Pada dasarnya tingkat pengangguran terbuka memang menjadi problem yang sangat serius di negara berkembang, termasuk negara indonesia. Meskipun begitu, diharapakan pemerintah dapat melakukan intervensi di pasar tenaga kerja untuk bisa mengatasi masalah pengangguran ataupun masalah sosial lainnya yang dihadapi Indonesia.
A.  Tampilan Chart

Sumber : bps.go.id
B. Deskripsi Data
Pada karya tulis ini,  data diperoleh langsung dari website Badan Pusat Statistik (BPS). Karya tulis ini membahas tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan sebuah indikator yang dapat digunakan  untuk bisa mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap ataupun yang tidak digunakan di pasar kerja. Data tingkat pengangguran terbuka yang ada di grafik tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari periode Februari 2017 sampai Februari 2018. Data tingkat pengangguran terbuka ini diambil dari survei seluruh masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh BPS, mulai dari tingkat pendidikan SD kebawah, SMP, SMA, SMK, Diploma I/II/III hingga Universitas. Dengan adanya data tingkat pengangguran terbuka tersebut dapat dengan mudah diketahui berapa persen tingkat pengangguran terbuka menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Indonesia.

C. Analisis Data
Berdasarkan data TPT menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan pada februari 2018, TPT  untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) berada di tingkat paling tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya yaitu sebesar 8,92 persen. Sementara untuk tingkat pengangguran tertinggi berikutnya terdapat pada tingkat pendidikan Diploma I/II/III sebesar 7,92 persen. Dilihat dari  data tesebut dapat kita ketahui jika terdapat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap, terutama pada tingkat pendidikan sekolah kejuruan dan Diploma I/II/III. Namun, khusus mereka yang berpendidikan rendah lebih cenderung mau menerima semua jenis pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari TPT untuk tingkat sekolah dasar (SD) ke bawah, dimana TPT-nya paling rendah ataupun kecil dibandingkan semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,67 persen. Selain itu, jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2017, peningkatan TPT terjadi di beberapa tingkat pendidikan seperti Diploma I/II/III, Universitas dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan untuk TPT di tingkat pendidikan lainnya cenderung mengalami penurunan.

D. Rekomendasi Kebijakan
Kebijakan adalah salah satu prosedur memformulasikan sesuatu yang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Kebijakan juga sering disebut sebagai bentuk nyata dari sebuah kebijaksanaan. Sementara kebijakan publik merupakan sebuah keputusan yang digunakan sebagai tujuan untuk mengatasi permasalahan yang dapat terjadi dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah (Lelau, 2013: 3). Dari beberapa kesimpulan tersebut dapat diketahui jika kebijakan hanya dapat dibuat oleh pemerintah guna memberikan sesuatu tindakan terhadap masyarakat dan tindakan tersebut menjadi bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah guna mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat dan keberadaan kebijakan ini sangat mengikat terhadap pengalokasian nilai-nilai untuk seluruh masyarakatnya.
Kebijakan menjadi salah satu hal penting yang perlu dikeluarkan untuk mengatasi berbagai permasalahan di Indonesia, termasuk pengangguran. Untuk mencegah pengangguran pemerintah Indonesia setidaknya sudah menyiapkan dua kebijakan dengan mendorong peningkatan kompentensi tenaga kerja agar bisa menghadapi era industri 4.0. Salah satu kebijakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja ialah  melalui program skill of competense yang merupakan sebuah program yang segaja disiapkan oleh Kementerian Perindustrian yang juga sudah dibahas dalam peta reformasi industri digital yaitu industri 4.0.
Program skill of competense tersebut nantinya akan memberikan pendidikan vokasi industri yang menggunakan dual sistem model Jerman yaitu pembangunan link and match, pendidikan dan pelatihan yang menggunakan sistem 3 in 1, sekolah menegah kejuruan dan industri dan sertifikasi kompetensi. Melalui program pencegahan pengangguran di Indonesia ini, Kementerian Perindustrian akan merevitalisasi politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri yang akan langsung berkerja sama dengan Swiss. Sementara kebijakan kedua yang dibuat oleh Kementerian Perindustrian adalah potongan pajak atau tax deduction bagi perusahaan untuk memberikan pendidikan serta pelatihan sumber daya manusia (SDM) atau pendidikan vokasi. Pada dasarnya, tax deduction bisa diberikan kepada perusahaan jika meminjamkan alat praktik, tenaga ahli serta memberikan sejumlah dana untuk mendorong pendidikan vokasi (Dkatada.co.id).
Untuk mencegah pengangguran Kementerian Perindustrian sudah menetapkan beberapa sektor industri pionir yang dapat menerapkan revolusi industri 4.0 yaitu industri otomotif, elektronik, kimia, tekstil dan pakaian, serta makanan dan minuman. Selain kebijakan yang dibuat oleh Kementrian Perindustrian ada juga beberapa strategi dan kebijakan yang bisa ditempuh guna mencegah pengangguran. Seperti pemerintah memberikan bantuan pengetahuan, wawasan dan mengasah kemapuan jiwa kewirausahaan  bagi para pengusaha kecil dan menengah (UKM) yang berupa bimbingan teknis serta manajemen untuk memberikan bantuan modal lunak yang bersifat jangka panjang.  (Hia, 2013: 80).
Pada dasarnya, ada banyak sekali strategi dan kebijakan untuk mencegah pengangguran semakin merajalela di Indonesia. Untuk itulah, pemerintah harus benar-benar menerapkan berbagai kebijakan tersebut dengan benar guna mencegah tingkat pengangguran terbuka menjadi semakin meningkat.  Dengan menerapkan kebijakan pencegah pengangguran dengan benar maka dapat di pastikan jika pertumbuhan perekonomian Indonesia dipandang lebih baik di kancah Internasional. Selain itu, juga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

F.Referensi
Hia, Yulna Dewita. 2013. Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Menanggulangi Pengangguran. Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat, Vol. 1. No. 2.
Lelau, Alfred. 2013. Kebijakan Pemerintah Tentang Penurunan Tingkat Pengangguran Di Kota Manado. Jurnal Universitas Sam Ratulangi, Tahun VI No.11B.

Website
Badan Pusat Statistik: www.bps.go.id
Dkatadata.co.id : www.katadata.co.id

Wednesday, January 16, 2019

Review Jurnal Wakaf

Judul          : Pergeseran Makna Dan Pemberdayaan Wakaf (Dari Konsumtif Ke Produktif)
Penulis        : Abdurrohman Kasdi
Jurnal          : ZIZWAF
Tahun         : 2016
Volume      : Vol. 3, No. 1, Juni 2016
A.           Ulasan Jurnal Secara Menyeluruh
Dari isi jurnal tersebut dapat kita lihat jika wakaf memang menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi aset produktif, yang pada akhirnya tidak saja mampu menghidupi pelayanan sosial-keagamaan, tetapi juga diarahkan untuk mendukung berbagai inisiatif dan tujuan keadilan sosial. Jika wakaf didayagunakan dengan baik dan benar maka kesejahteraan umat bukanlah sesuatu yang muhal (mustahil).
Meskipun wakaf menyimpan potensi yang besar untuk kesejahteraan umat, namun jika dilihat dari Jurnal, wakaf yang ada di Indonesia belum bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mensejahterakan rakyat dan juga memperkuat perekonomian bangsa Indonesia. Padahal di Indonesia aset wakaf terbilang sangat besar dan diantaranya sudah mempunyai sertifikat wakaf dan juga memiliki potensi ekonomi tinggi.
Pada dasarnya, yang menjadi permasalahan utama yang membuat perkembangan wakaf menjadi terhambat adalah aset wakaf yang tidak diproduktifkan dan kapasitas nadzir yang tidak profesional. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu upaya pemberdayaan wakaf yang baik dilakukan adalah dengan mengoptimalisasi peran wakaf agar lebih produktif. Hal ini sangat penting di pertimbangkan karena wakaf menyimpan potensi yang besar jika dikembangkan menjadi aset produktif yang pada akhirnya dapat menghidupkan pelayanan sosial keagamaan dan juga mampu mendukung berbagai inisiatif tujuan keadilan sosial dan pendidikan.
Jika dilihat dari isi jurnal wakaf produktif hingga saat ini memang belum bisa dikembangkan, bahkan menurut penelitian penelitian PPB UIN Syarif Hidayatullah hanya 23% lembaga lembaga wakaf yang produktif dan 77 % masih konsumtif. Akibat dari wakat yang tidak bisa dioptimalkan dengan baik memang terlihat jelas yakni tidak adanya sumber dana untuk membiayai pelayanan sosial-keagamaan.
Padahal jika ditelusuri dengan baik munculnya paradigma wakaf produktif merupakan sebuah pilihan terbaik ketika umat sedang dalam keterpurukan kemiskinan akut. Dengan adanya wakaf produktif, berarti wakaf yang ada memperoleh prioritas utama dalam upaya lebih menghasilkan.
Di dalam jurnal tersebut juga memberikan contoh beberapa negara yang berhasil mengembangkan produktifitas aset wakaf. Seperti pemerintah Turki mendirikan Waqf Bank and Finance Corporation. Lembaga ini secara khusus untuk memobilisasi sumber wakaf dan membiayai berbagai jenis proyek joint venture.

B.  Pendapat Pengulas
Menurut saya jurnal ini sudah merangkum cukup jelas mengenai permasalahan wakaf. Bahkan jurnal ini tidak hanya menjelaskan mengenai masalah wakaf yang belum bisa diproduktifkan atau diam dan para nadzir yang tidak kompeten, namun juga membahas mengenai cara mengatasi beberapa prolem yang sering dialami wakaf, salah satunya stategi untuk memberdayakan wakaf agar bisa menjadi wakaf produktif.
Dengan adanya jurnal mengenai “Pergeseran Makna Dan Pemberdayaan Wakaf (Dari Konsumtif Ke Produktif)” memang sangat membantu para pembaca, khususnya saya untuk mengetahui pentingnya mengolah wakaf agar selalu produktif guna mensejahterakan rakyat dan juga memperkuat perekonomian bangsa. Selain itu, dengan adanya jurnal tersebut kita juga mengetahui jika wakaf produktif ini  bisa dijadikan sebagai alternatif solusi terbaik untuk mengatasi masalah kemiskinan akut. 
Mengenai kritikan Jurnal Pergeseran Makna Dan Pemberdayaan Wakaf (Dari Konsumtif Ke Produktif)” menurut saya tidak ada karena setelah saya membaca jurnal tersebut saya langsung bisa memahami isi kandungan yang ada di jurnal tersebut.